udah
nulis panjang-panjang eh laptop gue tiba-tiba mati. dafuuuuqqq..
Oke, kita mulai saja reviewnya...
Setelah
nonton Another, akhirnya beberapa hari terakhir saya memutuskan untuk download
sebuah anime yang gak sengaja review-nya saya temukan di mbah kakus. Judul
aslinya sangat panjang, yaitu Ano Hi Mita Hana no Namae o Bokutachi wa Mada
Shiranai, atau disingkat Ano Hana. Judul inggrisnya "We Still Don't Know
the Name of the Flower We Saw That Day". Judul ini pasti akan membuat yang
baca heran dan gak ngerti apa maksudnya. Tapi menurut saya, yang sudah menonton
sampai habis, ini memang judul terfilosofis yang sangat panjang namun juga pas.
Saya memang penggemar anime, tapi tidak sembarang jenis. Bisa dikatakan saya
cukup pemilih dan hanya tertarik pada anime dengan cerita yang not too
mainstream atau punya value yang bagus. Umumnya, saya tidak terlalu suka
anime dengan alur yang terlalu panjang, berbelit-belit, atau terlalu banyak
mengandung fanservice tanpa cerita yang kuat. Untungnya, Ano Hana hanya terdiri
dari 11 episode. ^^. Ya, memang karena anime ini dikhususkan untuk serial musim
panas 2011.
Artwork
dalam Ano Hana mungkin tidak se-wah dan sedetil anime karya Makoto Shinkai,
tapi bagus. Awalnya, ketika melihat episode pertama Ano Hana sejujurnya saya
bahkan agak under-estimated karena saya pikir akan banyak mengandung fanservice
dan cerita-cerita cinta berbalut hentai (meskipun memang kocak). Apalagi
melihat karakter Menma yang menurut saya too mainstream. Tetapi,
setelah melihat episode selanjutnya saya baru mengerti daya tarik dari anime
ini yang membuat saya tidak bisa berhenti menontonnya sampai akhir
episode.
Inti
ceritanya mengisahkan tentang 5 orang anak yang sewaktu kecilnya bersahabat,
namun hubungan mereka merenggang sejak kematian salah seorang teman mereka,
Meiko Honma (menma). Kelima orang itu menjalani kehidupannya masing-masing
hingga suatu hari, Jinta Yadomi (yang dulunya adalah group leader kelompok
mereka) bertemu dengan hantu Menma. Arwah Menma kembali karena ada keinginannya
yang belum tercapai semasa hidup, namun ia lupa apa keinginannya sendiri.
Arwah
Menma pun meminta Jinta untuk membantu mencari tahu apa keinginan yang
terlupakan itu dan mengabulkannya. Untuk itu, sekali lagi Jinta harus
‘mengumpulkan’ teman-temannya semasa kecil, yang mungkin bisa menjadi kunci dari
keinginan Menma. Namun itu bukanlah hal yang mudah, karena baik Jinta maupun
keempat sahabat masa kecilnya itu memiliki lembaran masa lalu yang tidak ingin
mereka ungkit lagi. Terlebih mengenai Menma. Salah satu alasan yang membuat
hubungan mereka berlima merenggang.
Meskipun
agak terkesan aneh, tapi yang ingin saya tekankan mengenai anime ini adalah
bahwa sebenarnya cerita Ano Hana sangat realistik. Realistik disini, dalam
artian reaksi dan emosi para karakternya. Semua begitu mengalir, tidak dibuat-buat,
dan masuk akal menurut saya. Konflik batin karakter dan sebagian besar
yang terjadi dalam alur cerita sangat mungkin terjadi di dunia
nyata. Anime ini memberikan suatu pelajaran tentang hidup, karena memang
bercerita tentang slice of life: makna keberadaan seseorang, kompleksnya
perasaan manusia, rasa kehilangan, penolakan/denial, kejujuran, keberanian
mengakui dan menerima diri sendiri, keegoisan, penyesalan, cinta..
Dan
yang paling penting, semua itu dibalut dengan cerita persahabatan.
Meskipun
pengungkapannya berbeda-beda, kelima tokoh dalam cerita ini memiliki kesamaan
yang pasti: sama-sama terikat dengan masa lalu yang menyakitkan, lari dari
kenyataan, dan tidak mau mengakuinya. Menganggap bahwa pilihan hidup yang
mereka jalani baik-baik saja, menganggap masa lalu itu tidak pernah ada
walaupun pada kenyatannya bagian dari masa lalu itu terus menghantui, jauh di
lubuk hati mereka. Saya sangat menyukai konflik saat setiap tokoh dipaksa jujur
terhadap perasaan mereka sendiri dan bagaimana setiap tokoh pada akhirnya
menghadapi perasaan mereka dengan caranya masing-masing. Ketika setiap tokoh
akhirnya menyadari, bahwa bukan hanya diri mereka sendiri yang merasakan beban
yang sama.
Menurut
saya, character development anime ini sangat baik dan menarik untuk diikuti.
Saya bisa melihat sifat asli dan palsu dari setiap tokoh dalam 11 episode itu.
Anaru,
misalnya, ia digambarkan sebagai anak yang mudah terpengaruh dan memiliki rasa
percaya diri rendah. Untuk menutupinya, ia lebih memilih untuk mengikuti gaya
hidup ‘gaul’ temannya meskipun bertentangan dengan kehendak sebenarnya. Namun,
ia adalah tokoh yang paling pertama jujur akan perasaannya sendiri.
Berbeda
dengan Anaru, Tsuruko justru sebaliknya. Ia tipe wanita serius yang pandai
mengendalikan emosinya dan telihat dingin. Kematian Menma seolah tidak
memberikan dampak signifikan bagi Tsuruko. Ia bisa bersikap seolah tidak ada
apa-apa dan terkesan move on. Tapi di akhir cerita, digambarkan
bahwa sedingin apa pun kelihatannya, Tsuruko tetaplah seorang wanita yang bisa
merasa iri, cemburu, dan sedih karena tahu orang yang disukainya tidak akan
membalas perasaannya.
"To Tsuruko, I love how gentle you are."
Yukiatsu,
di lain pihak bisa dikatakan sebagai Tsuruko versi laki-laki. Sifatnya mirip
dengan Tsuruko. Setiap kali Jinta mengungkit masalah Menma, ia akan
mengeluarkan kata-kata sinis yang menyatakan betapa Jinta begitu lemah karena
terus terikat dengan masa lalu. Tapi sebenarnya, tanpa disadari, seluruh
kata-kata yang ia ucapkan pada Jinta juga ditujukan untuk dirinya sendiri. Dalam
perkembangan ceritanya, digambarkan bahwa sebenarnya Yukiatsu tidak lebih
terikat dengan masa lalu dibanding Jinta. Ia bahkan melakukan sesuatu yang
ekstrim karena tidak bisa melupakan Menma.
Dan
Poppo, well, karakter yang paling saya sukai karena kepolosannya dan
keceriannya yang membuat suasana tidak menjadi terlalu awkward pada saat mereka
kembali berkumpul untuk memenuhi keinginan Menma. Pada kenyataannya, dia juga
memiliki rahasia sendiri yang akan kalian ketahui nantinya. *tertawa puas*
Pada
akhirnya, setiap tokoh menyadari bahwa masalah mereka tidak akan selesai hanya
dengan lari, melupakan, atau menganggapnya tidak pernah ada. Hanya sebuah
‘kejujuran sederhana’ yang sebenarnya mereka perlukan untuk menyelesaikannya.
Kejujuran terhadap perasaan mereka sendiri, dan kemauan untuk menerimanya
sebagai bagian dari diri mereka.
Selain
segi cerita dan artwork yang bagus dan membuat saya terharu, opening dan ending
song-nya juga sangat bagus dan sangat cocok mewakili anime ini.
Galileo
Galilei Aoi Shiori untuk Opening (keren banget, salah satu yang membuat saya
mempunyai harapan lebih pada anime ini dan yakin kalo anime ini akan berakhir
dengan sangat bagus dan memuaskan)
Endingnya
Secret Base ~Kimi ga Kureta Mono~ (dinyanyikan oleh Ai Kayano).
Mungkin
dua lagu ini akan saya bahas dengan lebih detail pada postingan selanjutnya.
Akhir
kata, ini adalah salah satu anime yang sangat recommended versi saya. Ceritanya
terbilang ringan dan realistik, dengan value yang kuat. Ada sangat banyak
pelajaran yang bisa diambil. Bagi penggemar genre light romance, slice of life
dengan bittersweet ending, Ano Hana adalah pilihan yang tepat. Tepat juga untuk
membuat kalian menangis. Karena jujur, dari mulai episode 9 dimana Menma sudah
mulai dipercayai keberadaannya oleh The Super Peace Busters, mata saya sudah
mulai berkaca-kaca.
Pokoknya anime
ini wajib ditonton!!!
"Found you, Menma!"
1 komentar:
Keren bgt kawans emang anime ini,
thanks udah sharing gambar2 nya
Posting Komentar
silahkan komentarnya