Jumat, 31 Juli 2015

Triple Gawat!



Di sinilah gue, terdiam di depan laptop konyol ini, thinking about a lot of things. Gawat. Bukan gawat lagi, sebenernya. Ini triple gawat. Pertama, udah 20 hari menjelang deadline lomba cerpen, dan belum ada satu kata pun yang udah gue tulis di draft. Kedua, portofolio saham gue makin ancur dan gak jelas juntrungannya, seiring pergerakan ekonomi regional yang cenderung lesu. Dan ketiga, gue mulai merasa ada yang aneh dengan kehidupan gue.


Pernah nggak sih lo ngerasa hidup nggak berjalan seperti yang lo harapkan? Mungkin lo udah berusaha sekeras mungkin, tapi emang ada aja hal-hal yang nggak bisa lo gapai. Atau tiba-tiba nasib berkata lain. Contohnya, gue udah niat mau nulis cerpen buat lomba, tapi kadang inspirasinya nggak ada. Bingung mau mulai dari mana, seperti saat aku pertama mau ngajak ngobrol kamu (Ini apasih-__-) Atau contoh lain, di saat gue mulai berkecimpung di dunia trading and investing, dan mulai sing aGirl Boy on Fire” and “Twerk It Like Miley” song, tetiba IHSG anjlok sebobrok-bobroknya, chart-nya patah, starting a fuckin new trend called bearish.


Gue mulai berpikir kenapa dunia ini begitu kejam.


Di saat ada orang lain yang bekerja mati-matian mengucurkan satu ton keringat dan kepedihan hanya untuk bisa makan setiap hari, ada juga orang yang hanya bersantai-santai tapi menghasilkan milyaran kantung uang dengan mudahnya. Mungkinkah itu yang dinamakan takdir? Bukan, seharusnya itu yang namanya nasib, sesuatu yang bisa diubah, begitu orang-orang bilang. Tapi buat gue mengubah nasib bukanlah hal yang mudah, apabila takdirmu sangat kuat memengaruhimu. Maksud gue gini, orang yang memang dilahirkan kaya, akan susah untuk menjadi miskin apabila orang tersebut biasa-biasa aja. Sebaliknya, mereka yang terlahir miskin akan susah pula menjadi kaya raya, apabila mereka punya pemikiran yang biasa aja.


Yang bisa mengubah keduanya apabila ada tekanan yang sungguh-sungguh dari luar atau dari dalam. Tekanan dari dalam itu salah satunya adalah tekad. Harapan. Itulah yang bisa membuat seseorang yang jatuh berkali-kali bangkit lagi. Harapan itu juga yang membuat gue tetap bertahan untuk trading, meskipun berkali-kali merasakan pedihnya cutloss dan rugi. Gue yakin suatu saat nanti IHSG akan kembali  menunjukkan taringnya, and back to bullish trend. Dan semoga itu terjadi sebelum equity fund gue bener-bener abis. Gue juga yakin gue bisa menyelesaikan dan berpartisiasi dalam lomba cerpen yang sedang gue ikuti ini, dan bisa mengalahkan otak gue yang lack of inspiration.


Yang perlu gue lakuin sekarang adalah nikmatin prosesnya, sampai itu semua benar-benar terjadi. Yap, just it!
Ada satu kutipan yang sampai sekarang masih meracuni otak gue, kutipan dari seorang tokoh anime bernama Ging Freecs. At the final line of the series, he said to his son something like this.


“Dalam sebuah perjalanan, ada kalanya kau akan menyimpang dari tujuan. Kau harus menikmati semuanya, karena di saat itulah kau akan menemukan sesuatu yang lebih penting dan bahkan lebih berharga daripada akhir perjalananmu.”

 (*)


Rabu, 13 Mei 2015

Aku hanya ingin melihat senyum



Aku hanya ingin melihat senyum, ketika aku terjaga di pagi hari.
Senyum yang dulu selalu membuatku semangat untuk memulai hari.
Senyum yang membuat hati ini tenteram dan damai.
Seperti ketika kau melihat bunga sakura jatuh, bersama salju.

Tapi kini bunga itu sudah layu, dan mati.
Terjatuh. Terkubur bersama dinginnya salju di pagi hari.
Yang ada tinggal kebekuan yang hening, dan sesak. Menyesak.
Mengepungku seperti kerumunan bayang-bayang kelam.

Mengapa sesuatu yang indah harus pergi?
Mengapa sesuatu yang kau cintai harus mati?
Ataukah memang Tuhan menciptakan keindahan untuk dikenang, oleh seseorang.
Terkubur dalam ingatan, dalam hati yang terdalam.

Aku hanya ingin kehangatan itu datang lagi.
Menyapaku di pagi hari, seperti sinar mentari. Abadi.
Bau tubuhmu masih terasa hingga kini, menyatu bersama kebekuan hati.
Mungkinkah kau hanya sebuah ilusi di pagi hari?


Tanjung Priok,
13 Mei 2015

Selasa, 12 Mei 2015

Berkat Mie Ayam Sekitaran Palmerah



It's been a long time since i use Microsoft Word to write a story. And its been quite a long time too since i publish the last post in this abandoned blog. Everything has changed, in my life. So many things: in  my personal life, or in my career. 


Gue udah jadi pegawai negeri sipil sekarang, men, sejak 1 oktober 2014 kemaren. Haha. Udah dapet gaji sama tunjangan penuh, men, nggak Cuma 800 ribu lagi -__-


Sejak jadi pekerja eight-to-five, atau lebih tepatnya half-past-seven-to-five, gue jadi semakin jarang nulis apapun. Thats why blog ini kosong banget, seperti hati ini. Sepi. Nggak, nggak, bukan. Sebenarnya penyebab utamanya adalah tuts keyboard laptop guehh. Yak, nggak tau kenapa, sejak sebulan lalu, tetiba ada beberapa tombol vital yang udah nggak berfungsi lagi. Jadi kalo mau nulis gue harus pake on-screen keyboard gitu, kan ribet banget. Nulisnya capek -__-


Tapi nggak tau kenapa kemaren hasrat itu muncul. Hasrat yang menggelora dan berapi-api (oke, setiap gue nulis atau ngucapin kata berapi-api gue selalu inget guru kewirausahaan SMA gue yang kalo ngomong berapi-api). Tapi hari ini gue nggak mau bahas guru gue, hehe. Gue mau bahas hasrat gue yang menggebu-gebu untuk menghidupkan kembali blog yang sudah berbulan-bulan mati suri ini. 


Hasrat itu datang begitu aja ketika gue abis makan mie ayam di sekitaran pasar palmerah. Sumpah, itu mie ayamnya nggak enak banget, pas petama kali gue makan, gue hampir pengen bilang sama abang-abangnya, “Ini udah dikasih bumbu sama minyak kan ya, Bang?”, saking hambar dan anyep banget rasanya. Tapi pas gue ngeliat muka abang-abangnya yang melas, gue jadi kasian. Bukan apa-apa sih, gue takut ntar dia malah jadi sedih, down, dan tutup lapak. Jadi ya udah gue lajutin makan aja sampe selesai, tapi dalem hati gue bilang, “Jangan pernah beli mie ayam di sini lagi, meskipun lo sangat-sangat lapar. “ Biarlah kekeselan gue setelah makan mie ayam ini, gue tulis aja di blog, ga mungkin juga kan abangnya punya blog dan stalking blog gue. 

Tapi thanks to mie ayam sekitaran pasar palmerah itu, karena berkat mie ayamnya yang ga enak, gue jadi nge-blog lagi! hahahaa XD

Who Reads