Rabu, 13 Mei 2015

Aku hanya ingin melihat senyum



Aku hanya ingin melihat senyum, ketika aku terjaga di pagi hari.
Senyum yang dulu selalu membuatku semangat untuk memulai hari.
Senyum yang membuat hati ini tenteram dan damai.
Seperti ketika kau melihat bunga sakura jatuh, bersama salju.

Tapi kini bunga itu sudah layu, dan mati.
Terjatuh. Terkubur bersama dinginnya salju di pagi hari.
Yang ada tinggal kebekuan yang hening, dan sesak. Menyesak.
Mengepungku seperti kerumunan bayang-bayang kelam.

Mengapa sesuatu yang indah harus pergi?
Mengapa sesuatu yang kau cintai harus mati?
Ataukah memang Tuhan menciptakan keindahan untuk dikenang, oleh seseorang.
Terkubur dalam ingatan, dalam hati yang terdalam.

Aku hanya ingin kehangatan itu datang lagi.
Menyapaku di pagi hari, seperti sinar mentari. Abadi.
Bau tubuhmu masih terasa hingga kini, menyatu bersama kebekuan hati.
Mungkinkah kau hanya sebuah ilusi di pagi hari?


Tanjung Priok,
13 Mei 2015

Selasa, 12 Mei 2015

Berkat Mie Ayam Sekitaran Palmerah



It's been a long time since i use Microsoft Word to write a story. And its been quite a long time too since i publish the last post in this abandoned blog. Everything has changed, in my life. So many things: in  my personal life, or in my career. 


Gue udah jadi pegawai negeri sipil sekarang, men, sejak 1 oktober 2014 kemaren. Haha. Udah dapet gaji sama tunjangan penuh, men, nggak Cuma 800 ribu lagi -__-


Sejak jadi pekerja eight-to-five, atau lebih tepatnya half-past-seven-to-five, gue jadi semakin jarang nulis apapun. Thats why blog ini kosong banget, seperti hati ini. Sepi. Nggak, nggak, bukan. Sebenarnya penyebab utamanya adalah tuts keyboard laptop guehh. Yak, nggak tau kenapa, sejak sebulan lalu, tetiba ada beberapa tombol vital yang udah nggak berfungsi lagi. Jadi kalo mau nulis gue harus pake on-screen keyboard gitu, kan ribet banget. Nulisnya capek -__-


Tapi nggak tau kenapa kemaren hasrat itu muncul. Hasrat yang menggelora dan berapi-api (oke, setiap gue nulis atau ngucapin kata berapi-api gue selalu inget guru kewirausahaan SMA gue yang kalo ngomong berapi-api). Tapi hari ini gue nggak mau bahas guru gue, hehe. Gue mau bahas hasrat gue yang menggebu-gebu untuk menghidupkan kembali blog yang sudah berbulan-bulan mati suri ini. 


Hasrat itu datang begitu aja ketika gue abis makan mie ayam di sekitaran pasar palmerah. Sumpah, itu mie ayamnya nggak enak banget, pas petama kali gue makan, gue hampir pengen bilang sama abang-abangnya, “Ini udah dikasih bumbu sama minyak kan ya, Bang?”, saking hambar dan anyep banget rasanya. Tapi pas gue ngeliat muka abang-abangnya yang melas, gue jadi kasian. Bukan apa-apa sih, gue takut ntar dia malah jadi sedih, down, dan tutup lapak. Jadi ya udah gue lajutin makan aja sampe selesai, tapi dalem hati gue bilang, “Jangan pernah beli mie ayam di sini lagi, meskipun lo sangat-sangat lapar. “ Biarlah kekeselan gue setelah makan mie ayam ini, gue tulis aja di blog, ga mungkin juga kan abangnya punya blog dan stalking blog gue. 

Tapi thanks to mie ayam sekitaran pasar palmerah itu, karena berkat mie ayamnya yang ga enak, gue jadi nge-blog lagi! hahahaa XD

Who Reads