Selasa, 06 Agustus 2013

Tentang Hidup dan Orang-Orang yang Kautemui Sepanjang Perjalanannya


It's August! Bulan yang mungkin akan berkesan karena banyak banget hal-hal yang telah gue lakukan, akan mencapai titik klimaks di bulan ini.


6 Agustus 2013.

Hari ini, dan tadi malam, dan beberapa hari kemarin, "mood berfilosofi" gue balik lagi. Ada banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini. Banyak. Dan beberapa hal itu membuat jiwa filsuf gue keluar. Makanya dalam postingan ini, akan ada hal-hal yang berbau filosofi. Bahkan, gue mulai berpikir untuk memisahkan postingan gue jadi dua kategori: jejak filosofis dan jejak realistis. Keren gak sih kedengarannya? *mulai narsis*


Masuk ke ranah filosofi, banyak orang yang bilang kalau hidup itu susah, hidup itu sulit untuk dijalanin. Kayak semacem tagline salah satu provider telekomunikasi swasta di Indonesia: “Jadi orang dewasa itu menyenangkan, tapi sulit untuk dijalanin.” Jujur, begitu pertama kali mendengar ucapan itu dari seorang bocah kecil yang mungkin kencing aja belom lempeng di iklan, hati gue agak sedikit tergugah. (Cielah tergugah).

Well, omongan anak kecil di iklan itu memang ada benernya. Bener banget malah. Terkadang waktu kecil, kita pandai berangan-angan tentang masa depan. Kita tidak takut untuk menentukan cita-cita setinggi langit. Tapi, semakin dewasa, semakin bertambahnya usia, kita malah jadi pengecut.  Semakin kecut untuk mewujudkan angan-angan itu. Kita merasa, seolah-olah cita-cita itu malah semakin impossible untuk kita raih.

Kenapa, ya, bisa gitu?

Mungkinkah mental kita makin melemah?

Atau kita sudah nyaman berada di zona ini? Di zona aman?

atau... karena semakin banyak orang yang kita temui, semakin banyak hal yang kita pelajari, kita malah semakin menyadari bahwa ilmu yang kita punya itu masih sedikit. Ujung-ujungnya, gak pede. Gamang. Kita nggak bisa mutusin mau jadi apa kita.

But—hey people! We’re still young, we still have a lot of time to decide what  we want to be in this world. And within a journey of it, we will find a lot of people too. Of people that we met, some will stay, some will go, just like that. And of those who stay, some will brighten up our world: learn our secret, love our flaws. Those people, love you unconditionally just-the-way-you-are. 

Maybe, I'm the lucky one who surrounded by ones of “those people”. Teman yang sangat mengerti gue, yang udah kayak keluarga daripada sekadar sahabat. Teman yang bisa ketawa ketika gue melakukan kebodohan kayak mencet tombol saos sampe muncrat ke mana-mana, atau mungkin kesandung pas turun dari eskalator [duh!

Sama mereka, gue gak pernah mikir hal-hal sulit tentang hidup. Sama mereka, gue gak perlu ngeluarin effort berlebih untuk ketawa. Apa aja bisa diketawain. Sama mereka, gue gak pernah ngerasa tua... Waktu tuh kayak berhenti pada titik 17 tahun (baca: alay), dan gak pernah berjalan lagi. 

Dan yang terpenting, sama mereka, gue bisa jadi diri gue sendiri. The very original-version of Muhammad Riyan Andrianus yang mungkin gak banyak orang-orang kece di luar sana tahu.

Alhamdulillah, meskipun kita punya kesibukan masing-masing, dan dalam keadaan dompet gue yang cekak, kita masih bisa ketemu lagi tahun ini (meskipun gak lengkap). Gue gak pernah ngomong begini sama mereka, tapi jujur gue bersyukur bisa mengenal satu-satu dari mereka. Bertemu orang-orang seperti mereka, gue kayak dikasih percikan semangat untuk meraih cita-cita dan harapan  di dunia yang sudah tidak seindah waktu kita kanak-kanak dulu.. *tsaaaaahh. From now on, I promise I'll do the best!






Semoga ukhuwah persahabatan ini tak lekang oleh waktu.

Sampe kita jadi kakek-nenek.

Sampe kita ketemu lagi nanti punya cucu.

Dan cucu-cucu kita punya cucu-cucu lagi.

Bhuahahaha~ Aamiin…



NB: Kebetulan 4 Agustus kemarin adalah hari persahabatan internasional, jadi meskipun udah telat, let me say Happy Friendship Day to all of you, guys!



0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya

Who Reads